Fenomena Self-Love di Media Sosial: Antara Kesehatan Mental dan Tren

Fenomena Self-Love di Media Sosial: Antara Kesehatan Mental dan Tren

0 0
Read Time:48 Second

Istilah self-love kini populer di media sosial. Dari caption Instagram hingga thread Twitter, banyak orang membicarakan pentingnya mencintai diri sendiri. Namun, apakah fenomena ini benar-benar sehat atau sekadar tren?


Mengapa Self-Love Populer?

  1. Tekanan Sosial Modern – Banyak orang merasa tertekan oleh standar kecantikan & kesuksesan.
  2. Kesehatan Mental – Self-love dianggap cara untuk mengurangi stres & depresi.
  3. Konten Viral – Influencer mendorong pesan positif lewat media sosial.
  4. Kesadaran Baru – Generasi muda lebih terbuka membicarakan mental health.


Dampak Positif

  • Meningkatkan Percaya Diri – Membantu orang lebih bahagia dengan dirinya.
  • Perubahan Sosial – Standar kecantikan mulai bergeser jadi lebih inklusif.
  • Kesadaran Kesehatan Mental – Membuka diskusi penting tentang well-being.


Tantangan

  • Komodifikasi – Banyak brand menjual produk dengan label “self-love”.
  • Salah Kaprah – Self-love bukan berarti egoisme berlebihan.
  • Superfisial – Kadang hanya jadi tren online tanpa praktik nyata.


Penutup:
Self-love adalah gerakan positif, tapi harus dipahami dengan benar. Bukan sekadar slogan media sosial, melainkan langkah nyata untuk merawat diri secara mental dan emosional.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%