Read Time:48 Second
Istilah self-love kini populer di media sosial. Dari caption Instagram hingga thread Twitter, banyak orang membicarakan pentingnya mencintai diri sendiri. Namun, apakah fenomena ini benar-benar sehat atau sekadar tren?
Mengapa Self-Love Populer?
- Tekanan Sosial Modern – Banyak orang merasa tertekan oleh standar kecantikan & kesuksesan.
- Kesehatan Mental – Self-love dianggap cara untuk mengurangi stres & depresi.
- Konten Viral – Influencer mendorong pesan positif lewat media sosial.
- Kesadaran Baru – Generasi muda lebih terbuka membicarakan mental health.
Dampak Positif
- Meningkatkan Percaya Diri – Membantu orang lebih bahagia dengan dirinya.
- Perubahan Sosial – Standar kecantikan mulai bergeser jadi lebih inklusif.
- Kesadaran Kesehatan Mental – Membuka diskusi penting tentang well-being.
Tantangan
- Komodifikasi – Banyak brand menjual produk dengan label “self-love”.
- Salah Kaprah – Self-love bukan berarti egoisme berlebihan.
- Superfisial – Kadang hanya jadi tren online tanpa praktik nyata.
Penutup:
Self-love adalah gerakan positif, tapi harus dipahami dengan benar. Bukan sekadar slogan media sosial, melainkan langkah nyata untuk merawat diri secara mental dan emosional.

