Inflasi global bukan hanya soal angka ekonomi, tetapi juga realitas hidup sehari-hari. Generasi sandwich, yang harus menanggung orang tua sekaligus anak, menjadi kelompok paling terjepit dalam krisis ini.
Harga kebutuhan pokok melonjak akibat krisis energi dan rantai pasok yang terganggu. Dari beras hingga minyak goreng, semuanya membebani dompet keluarga.
Generasi sandwich semakin sulit menabung. Uang habis untuk kebutuhan sehari-hari, cicilan rumah, dan biaya pendidikan anak, sementara orang tua membutuhkan biaya kesehatan.
Kondisi ini memicu stres tinggi. Banyak yang merasa terjebak dalam lingkaran tanpa akhir: bekerja keras tetapi tidak pernah cukup.
Pemerintah berusaha meredam inflasi dengan subsidi dan bantuan sosial, namun sering kali tidak merata. Generasi sandwich tetap harus mencari cara kreatif untuk bertahan.
Beberapa memilih gaya hidup minimalis, beralih ke kerja sampingan digital, atau mencoba investasi kecil untuk menambah penghasilan.
Kesimpulannya, inflasi global memperlihatkan betapa rapuhnya posisi generasi sandwich. Tanpa dukungan struktural, kelompok ini bisa menjadi korban paling parah dari ketidakpastian ekonomi dunia.

